Lompat ke isi utama
This site is best viewed using the current browser version of Chrome, Firefox, Safari, Edge. If you are using an out-of-date browser version or unsupported browser version, you may not experience the complete effect when viewing the site.

Tanaman Padi Bebas dari Bakteri dan Jamur, Ini Caranya!

Semakin mendekati masa panen, Sahabat Petani Sejahtera pastinya semakin bersemangat menjaga tanaman agar bisa mendapatkan hasil panen dengan kualitas yang bagus. Sayangnya, terkadang harapan tersebut tidak bisa terwujud karena adanya serangan bakteri maupun jamur yang merusak hasil panen padi.

Penyakit pada Padi Akibat Bakteri

Penyakit akibat bakteri yang menginfeksi padi umumnya adalah hawar daun bakteri atau yang dikenal juga dengan penyakit kresek padi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae dan bisa menyerang padi dalam berbagai fase, yaitu sejak masih fase bibit, tanaman muda, maupun tanaman tua.
Melansir dari website BBPP Lembang, serangan bakteri ini bisa menurunkan hasil panen hingga 36%. Bahkan, pada serangan yang cukup parah, bisa juga sampai terjadi puso padi. Bakteri ini umumnya menyerang saat musim hujan, ketika kelembaban mencapai >75%.
Nah, sebelum serangan bakteri ini menyebar luas, ada baiknya Sahabat Petani Sejahtera mengenali gejala padi yang sudah terinfeksi, sehingga dampaknya tidak semakin meluas, yaitu:

  • Fase vegetatif: daun padi menjadi kering, layu dan kemudian mati jika serangan bakteri terjadi saat fase awal pertumbuhan
  • Fase generatif: gejala yang muncul akan dimulai dari tepi daun yang berwarna keabu-abuan kemudian mengering. Serangan bakteri pada fase ini akan menyebabkan gabah tidak akan terisi penuh sempurna. 

    Selain dapat menyebar melalui udara melalui media angin dan air hujan, pemilihan varietas yang rentan terhadap bakteri akan menjadi faktor utama munculnya serangan bakteri Xanthomonas pada tanaman padi. Jadi, jika sejak awal bibit yang Sahabat Petani Sejahtera tanam adalah bibit yang berasal dari tanaman yang telah terinfeksi, maka padi yang tumbuh juga akan secara otomatis telah terinfeksi bakteri ini.

    Penyakit pada Padi Akibat Jamur

    Ada beberapa jenis penyakit pada padi yang terjadi akibat infeksi jamur, yaitu:

Penyakit Blas

Penyakit blas atau dikenal juga dengan penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae dan bisa menginfeksi padi dari sejak fase awal hingga menjelang panen. Meskipun namanya penyakit bercak daun, tetapi ternyata jamur ini juga bisa menginfeksi pelepah, batang, dan juga bulir padi. 
Gejala yang muncul pada padi yang telah terinfeksi, yaitu:

  • Fase vegetatif: munculnya bercak kecoklatan berbentuk belah ketupat pada daun padi
  • Fase pertumbuhan generatif: infeksi terjadi pada tangkai dan menyebabkan busuk batang. Sering kali disebut sebagai patah leher atau potong leher.

Penyakit Hawar Pelepah

Penyakit hawar pelepah terjadi akibat infeksi jamur Rhizoctonia solani.  Penularan penyakit ini bisa terjadi melalui bibit yang sejak awal sudah terinfeksi, maupun sisa tanaman padi setelah panen. Misalnya, ketika tanaman padi sebelumnya sudah terserang penyakit ini, maka sisa tanaman yang ada dapat menular pada masa tanam padi selanjutnya. Padi dengan jenis bibit yang rentan juga memiliki risiko tinggi untuk terserang penyakit hawar pelepah.
Gejala penyakit hawar pelepah yaitu munculnya pola berbentuk oval atau elips pada area pelepah. Selain itu, warna pelepah juga berubah menjadi lebih putih. Padi yang terserang penyakit hawar pelepah juga memiliki bagian tepi yang tidak beraturan, terutama pada area yang berada dekat permukaan air.

Cara Mengamankan Tanaman Padi dari Bakteri dan Jamur

Untuk memutus kemungkinan padi yang ditanam terinfeksi kembali oleh bakteri maupun jamur yang pernah menyerang pada masa tanam sebelumnya, Sahabat Petani Sejahtera bisa menerapkan 4 langkah berikut ini, yaitu:
1. Pilih Bibit Unggul
Infeksi bakteri dan jamur termasuk ke dalam penyakit yang terbawa bibit. Artinya, jika bibit berasal dari tanaman padi yang sudah terinfeksi, maka ketika bibit tersebut ditanam sudah pasti akan terinfeksi juga. Jadi, pilihlah bibit unggulan dengan kualitas terbaik agar hasil panen yang didapat juga baik. 
2. Pengelolaan Air yang Baik
Jamur sangat menyukai lingkungan dengan tingkat kelembapan yang tinggi. Itulah mengapa, beberapa penyakit lebih sering menyerang saat musim hujan karena terjadinya peningkatan kelembaban. Pada tanaman padi, Sahabat Petani Sejahtera harus tahu kapan jumlah air harus dikurangi atau bahkan dikeringkan dan kapan air harus dibiarkan, untuk menjaga agar perakaran padi tetap sehat. Selain dapat mencegah infeksi bakteri dan jamur, juga efektif untuk menjaga tingkat keasaman pada tanah.
3. Singkirkan Bagian Tanaman yang Sudah Terinfeksi
Infeksi bakteri dan jamur sangat rentan menyebar melalui udara atau angin. Jadi, jika ada tanaman padi yang sudah terinfeksi, ada baiknya jika segera menyingkirkannya sebelum penyebarannya semakin meluas.
4. Menggunakan Fungisida dan Bakterisida
Fungisida adalah senyawa kimia yang dapat membantu mengatasi dan mengontrol hama bakteri dan jamur dari tanaman. Selama digunakan dalam kadar dan cara yang tepat, fungisida menjadi cara yang efektif untuk menyelamatkan padi Sahabat Petani Sejahtera dari serangan bakteri dan jamur.
Untuk mengatasi permasalahan penyakit hawar pelepah padi, Sahabat Petani Sejahtera bisa menggunakan Cevya yang efektif mengendalikan penyakit hawar pelepah pada padi. Serta bikin gabah padi jadi makin glowing.  Selain itu, bisa juga menggunakan Seltima untuk mengendalikan jamur penyebab penyakit blas. Sementara untuk mengatasi hawar daun bakteri atau penyakit kresek, bisa menggunakan Besun Elite yang bisa juga diaplikasikan saat serangan masih rendah.
Penggunaan fungisida dan bakterisida yang tepat juga sesuai dengan dosis yang dianjurkan akan membantu mengendalikan pertumbuhan hama bakteri dan jamur pada padi. Jika Sahabat Petani Sejahtera ingin menggunakan kedua fungisida dan bakterisida di atas, tetapi masih bingung aturan pakainya bisa segera hubungi kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.